Bersiap Hadapi Gelombang Kedua Wabah Covid-19, NASA Telah Merancang Ventilator Khusus
Banyaknya orang yang terinfeksi virus covid-19 membikin rumah sakit kekurangan ventilator untuk pasien yang begitu parah. Untuk menghadapi gelombang kedua wabah virus covid-19 ini, NASA telah ikut merancang dan mengembangkan ventilator khusus bagi pasien corona. Beberapa insinyur badan antariksa Amerika membentuk sebuah tim yang ikut membuat dan mengembangkan ventilator khusus bagi pasien corona yang bisa diproduksi secara banyak dan cepat.
Dikonfirmasi dari Science Alert, pada hari Sabtu (25/4), berhubungan dengan produk ventilator khusus bagi pasien corona ini, tim insinyur dari NASA juga sudah mengajukan sebuah permohonan kepada Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat untuk mendapatkan persetujuan tentang mesin ventilator ini. Tim insinyur NASA ini di Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, California, membangun dan mengembangkan sebuah ventilator khusus bagi pasien corona hanya dalam waktu 37 hari.
Ventilator buatan tim insinyur NASA ini dinamai VITAL (Ventilator Intervention Technology Accessible Locally), dengan hanya menggunakan seperlima bagian yang biasanya diperlukan pada ventilator konvensional pada umumnya. Oleh sebab itu, ventilator yang dibuat oleh tim insinyur NASA ini diklaim mampu lebih mudah diproduksi secara cepat dan banyak.
Lisensi dari produksi ventilator khusus pasien corona ini menurut administrator NASA akan digratiskan untuk membantu percepatan pendistribusian ventilator khusus bagi pasien corona ini ke rumah sakit. Semua itu dilakukan untuk menghadapi kemungkinan wabah corona pada gelombang kedua nantinya. Karena, para ahli memperkirakan apabila wabah corona pada gelombang kedua ini datang, maka kebutuhan akan alat bantu pernapasan juga akan begitu meningkat di seluruh negeri tak hanya Amerika.
“Unit perawatan intensif memandang pasien corona yang memerlukan alat bantu pernapasan sangat dinamis,” ujar Dr. J.D Polk, kepala petugas kesehatan dan medis NASA, seperti yang dikutip dari web Business Insider.
Dr. J.D Polk, kepala petugas kesehatan dan medis NASA, menjelaskan bahwa VITAL mempunyai tujuan yaitu mengurangi kemungkinan pasien corona akan mencapai stadium berikut dan membutuhkan bantuan alat bantu pernapasan. Prototipe alat bantu pernapasan yang dikembangkan NASA ini telah dilakukan pengujian di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York, Amerika Serikat.
“Pengujian alat bantu napas (ventilator) itu sangat luar biasa,” ucap Dave Gallagher, associate director JPL yang bekerja dengan tim insinyur NASA.
Ventilator khusus bagi pasien corona ini telah dikembangkan oleh para insinyur NASA agar mampu membantu mengatasi kekurangan pasokan alat bantu pernapasan bagi pasien dalam upaya menangani wabah virus covid-19 saat ini. Para insinyur NASA berharap ada produsen yang bisa memproduksi ventilator khusus ini tanpa mengurangi stok produksi alat bantu pernapasan konvensional yang sudah ada. Perkiraan Dave Gallagher untuk biaya produksi alat bantu pernapasan khusus ini sekitar 2.000-3.000 dolar Amerika. Jika dibandingkan dengan produksi alat bantu pernapasan konvensional pada umumnya, biaya terbawahnya hingga 16.000 dolar Amerika.
Di beberapa wilayah di sejumlah negara bagian di Amerika Serikat telah melalui titik puncak pertama untuk wabah covid-19 ini. Walaupun begitu, para ahli di Amerika Serikat memperkirakan virus corona akan menjadi sebuah problematika seluruh negara termasuk Amerika sampai vaksin untuk virus covid-19 ini telah ada dan disetujui. Dan apabila banyak wilayah di Amerika Serikat dan otoritas setempat tidak memperketat dalam pembatasan, maka banyak aktivitas bisnis akan kembali bergerak seperti semula, banyak orang juga akan bersosialisasi lagi. Hal seperti ini, kata para ahli, akan bisa memicu kembali penyebaran virus covid-19 yang mengerikan tersebut.
Gelombang infeksi virus covid-19 yang baru, bisa saja terjadi dan tak dapat dikendalikan, jika pengawasan dari pemerintah tidak lagi dilakukan dengan sangat ketat, baik secara pembatasan atau pun dengan cara lockdown. Di setiap wilayah, dimana gelombang infeksi virus covid-19 berikutnya dapat memenuhi ruangan rumah sakit, untuk itu, akan ada potensi kekurangan alat bantu pernapasan bisa saja terjadi. Dan kondisi tersebut hampir saja terjadi di wilayah New York pada saat akhir bulan Maret dan awal bulan April yang lalu. Sedangkan yang terjadi di Negara Italia, kurangnya ketersediaan alat bantu pernapasan telah menjadi sebuah mimpi buruk bagi negara tersebut, sehingga mengakibatkan dokter harus dapat memutuskan mana pasien yang harus menjadi prioritas.
Dan apabila ventilator baru yang akan dibuat NASA ini bisa diproduksi dan disalurkan secara luas ke seluruh negara, maka gelombang kedua untuk wabah covid-19 ini mungkin bisa dicegah agar tidak begitu parah.
Tagged